Faktor penyebab "People Pleaser" dan strategi jitu mengatasinya
Photo by Alysha Rosly on Unsplash |
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi "People Pleaser";
1. Pengalaman masa kanak-kanak - sejak masa kecilnya, seorang People Pleaser mungkin telah diajari untuk memprioritasken kebutuhan ornag lain dan diberi hukuman bila membela dirinya sendiri.
2. Harga diri rendah - People Pleaser mungkin memiliki harga diri yang rendah swehingga harus berusaha menyenangkan orang lain untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan dari orang lain. Mereka juga takut akan penolakan dan mungkin berusaha keras untuk menyenangkan orang lain untuk menghindarinya.
3. Takut akan konflik - People Pleaser memiliki rasa takut akan konflik dan mungkin menghindarinya dengan mengesampingkan kebutuhan mereka sendiri untuk menyenangkan orang lain.
4. Trauma - People Pleaser mungkin pernah mengalami trauma yang menyebabkan kebutuhan untuk mengendalikan lingkungan mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
Beberapa strategi menghadapi sikap "People Pleaser"
Berikut adalah beberapa strategi untuk menghadapi sikap 'People Pleaser"
1. Tetapkan batasan: Penting untuk menetapkan batasan dalam menolong orang dan belajar mengatakan "tidak" bila perlu. Ini dapat membantu mencegah perasaan dendam dan kelelahan.
2. Latih ketegasan: Belajarlah untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginan kamu sendiri dengan cara yang jelas dan langsung. Ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dan mencegah kesalahpahaman.
Photo by Sydney Sims on Unsplash |
3. Fokus pada perawatan diri: Pastikan untuk memprioritaskan kebutuhan Anda sendiri dan menjaga kesehatan fisik dan mental Anda. Ini dapat membantu mencegah perasaan kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
4. Renungkan pengalaman masa lalu: Renungkan pengalaman masa lalu yang mungkin telah berkontribusi pada perilaku Anda yang menyenangkan orang dan bagaimana menangani situasi serupa secara berbeda di masa depan.
5. Mencari bantuan profesional: Jika Anda merasa sulit untuk keluar dari perilaku menyenangkan orang, mencari bantuan profesional seperti terapi atau konseling dapat bermanfaat.
6. Belajar menerima penolakan: Orang yang menyenangkan mungkin takut ditolak, belajar menerima bahwa penolakan adalah bagian normal dari kehidupan dan itu bukan cerminan nilai Anda sebagai pribadi.
7. Prioritaskan nilai-nilai Anda: Renungkan apa yang penting bagi Anda, dan prioritaskan nilai-nilai Anda di atas kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Ini dapat membantu Anda membuat keputusan berdasarkan apa yang benar-benar penting bagi Anda.
Penting untuk diingat bahwa tidak mudah mengubah pola perilaku jangka panjang, tetapi dengan kesabaran, ketekunan, dan strategi yang tepat, pola pikir yang menyenangkan orang dapat dipatahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar