PEOPLE PLEASER
FAKTA MENGENAI "PEOPLE PLEASER" YANG ORANG BELUM TAHU
Untuk yang belum tahu apa itu "people pleaser", istilah ini cocok bagi orang yang berusaha keras untuk membuat orang lain bahagia dengan cara menolongnya, seringkali dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Tujuan mereka melakukan hal ini adalah untuk mendapatkan validasi dan pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Orang yang memiliki sikap "People Pleaser" adalah orang yang sangat-sangat membutuhkan yang namanya hubungan meski harus mengorbankan banyak hal terutama kebutuhan (kodependen).
Berikut fakta-fakta psikologi secara singkat mengenai "people pleaser" yang banyak orang belum tahu;
1. People Pleaser sering kali memiliki harga diri yang rendah dan mungkin sering kali menyenangkan orang lain sebagai cara untuk mendapatkan validasi dan penerimaan.
2. People Pleaser lebih cenderung merasa bersalah ketika mereka tidak memenuhi harapan orang lain. Mereka mungkin mengalami kesulitan menetapkan batasan dan mungkin lebih cenderung terlibat dalam hubungan kodependen (seseorang yang sangat ketergantungan dengan hubungan kepada orang lain).
3. People Pleaser sangat lemah dalam hal ketegasan dan mungkin kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhan, keputusan, keinginan mereka kepada orang lain. Mereka biasanya mengalami kesulitan untuk mengatakan tidak, dan mungkin lebih cenderung melakukan tugas yang tidak ingin mereka lakukan. Mereka juga mungkin lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi akibat tidak memprioritaskan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri.
5. Karena terlalu sering dimanfaatkan orang lain dan terlalu mengutamakan kebutuhan orang lain, People Pleaser akan memiliki perasaan lelah secara mental ataupun fisik Parahnya, People Pleaser akan lebih cenderung mengatasi kelelahan dan stres dengan cara yang tidak sehat seperti penyalahgunaan zat atau makan berlebihan.
6. Perilaku People Pleaser merupakan faktor pengalaman masa kanak-kanak, seperti diberinya penghargaan karena bersikap akomodatif atau hukuman karena membela diri sendiri. Sikap ini akan tersimpan secara otomatis dalam pikiran dan perasaan orang tersebut akan senantisa berubah lebih mementingkan orang lain.
7. Dalam dunia pekerjaan, sikap People Pleaser lebih cenderung dalam profesi penolong seperti terapi, mengajar, dan keperawatan, dll.
Lalu apakah seorang "people pleaser" berguna dalam dunia nyata, khususnya dalam dunia pekerjaan?
Photo by Alex Kotliarskyi on Unsplash |
Menjadi "People Pleaser" dapat memiliki efek positif dan negatif di tempat kerja. Di satu sisi, mereka ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan cenderung menjadi pendengar yang baik, yang dapat bermanfaat dalam lingkungan kerja.
Namun, sikap "People Pleaser" kemungkinan akan menyebabkan kinerja yang menurun, kesehatan mental dan fisik, bahkan ketidakpuasan kerja karena terlalu mementingkan orang lain. Penting juga untuk dicatat bahwa meskipun bermanfaat untuk menjadi pemain tim dan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, sama pentingnya untuk memiliki kesadaran diri, ketegasan, dan kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara menjadi pemain tim dan menjaga diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar