SIAPAKAH YESUS ITU ??
A.
JEJAK
SEJARAH YESUS DI BUMI
Penulis
Yahudi Flafius
Yosefus dua kali mengacu kepada
Kristus di dalam tulisan-tulisan abad pertamanya, yang mengidentifikasi Yakobus
sebagai saudara-Nya, dan mengacu pada kehidupan, penyaliban Kristus, klaim-Nya
sebagai Mesias, dan pengaruh-Nya kepada semua orang lain. Ia menulis bahwa
Yesus Kristus dihukum mati di kayu salib oleh Pontius Pilatus atas tuduhan para
pemuka orang Yahudi, yang merasa khawatir karena Yesus Kristus telah
memenangkan banyak orang Yahudi dan orang Yunani dengan ajaran-ajaran serta
mukjizat-mukjizat-Nya.
Pada
tahun 115, penulis Roma, Tacitus (sejarawan Roma) mencatat bahwa Kristus
disalibkan oleh Pontius Pilatus pada zaman pemerintahan Kaisar Tiberias,
setelah sebuah takhayul (mungkin mengenai peristiwa kebangkitan) menggemparkan
dan menyebar luas dari Yudea ke Roma.
Pada
awal abad kedua juga, sekretaris Kaisar Hadrian, Suetonius, menulis mengenai
orang-orang Yahudi yang mengganggu kedamaian abad sebelumnya, berkaitan dengan
"Chrestus" (Kristus). Suetonius juga banyak menulis tentang
orang-orang Kristen di Roma yang duniaya pada masa Kaisar Nero. la juga menulis
tentang pengikut pengikut Kristus.
Thalus,
seorang sejarawan Samaria (padahal orang Samaria bermusuhan dengan orang
Yahudi) menulis bahwa pada waktu Yesus disalib, dunia menjadi gelap. Ia
menyebutkan pada waktu itu terjadi gerhana. Namun, dalam hal ini terbukti bahwa
Yesus pernah hidup di dunia. Peristiwa gerhana ini kemungkinan ada sangkut
pautnya ketika Yesus disalib, di mana saat itu terjadi gempa dan gelap gulita
selama tiga jam.[1]
Penulis
Yunani, Lucian dari Samosata menyatakan bahwa orang-orang Kristen menyembah
Yesus yang disalibkan karena mem perkenalkan doktrin-doktrin yang baru.
Mara
Bar-Serapion adalah seorang Syria yang tinggal pada waktu antara akhir abad
pertama dan awal abad ketiga. Dalam sepucuk surat kepada anaknya, ia
membandingkan seorang "Raja" Yahudi yang bijak dengan Sokrates dan
Pithagoras. Berdasarkan deskripsinya para ahli percaya bahwa ia mengacu kepada
Yesus.
Kitab
Talmud, yaitu kitab orang Yahudi, menuliskan tentang Yesus Padahal orang Yahudi
sangat membenci Yesus. Di dalam kitab orang Yahudi ini (=Talmud) ditulis
tentang Yesus dengan sindiran; Dia ditulis sebagai "anak perawan".
Dituliskan bahwa Yesus Kristus dihukum gantung pada malam Paskah oleh
prokurator Pontius Pilatus dalam masa pemerintahan Kaisar Tiberius, karena Dia
t mempraktikkan ilmu sihir dan membujuk orang Israel untuk murtad. Tidak
seorang pun dari mereka bersimpati terhadap kekristenan. Jadi kesaksian mereka
tidak dapat dituduh mengandung bias sebagai membela kritus.
Sumber Modern
Buku
"100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa", yang ditulis oleh
Michael H. Hart menyebut Nabi Isa sebagai urutan ketiga. Dalam buku ini
disebutkan sekilas tentang Yesus yang agak berbeda dengan apa yang terdapat
dalam Alkitab. Michael H. Hart menulis:
Isa
tidak memiliki pengaruh politis pada masa hidupnya ataupun pada abad berikutnya
... Isa menyebarkan pengaruh sepenuhnya
dalam ruang lingkup etika dan merupakan seorang pemimpin spiritual.
Apabila
peninggalan Isa semata-mata dalam kualitas selaku pemimpin spiritual, tentu
saja tepat jika orang mempertanyakan sampai sejauh mana gagasan spiritual-Nya
memengaruhi dunia. Salah satu inti ajaran Isa tentu saja, Golden Rule-nya. Kini
Golden Rule itu sudah diterima oleh banyak orang, baik oleh orang Nasrani atau
bukan sebagai patokan tingkah laku moral. Kita bisa saja berbuat tidak selalu
atas dasar patokan itu, tetapi sedikitnya kita mencoba menyelusuri relnya. Jika
Isa benar merupakan perumus pertama dari patokan dan petunjuk yang sudah
diterima sebagai prinsip yang hampir universal, bisa dipastikan Dia layak
didudukkan pada urutan pertama daftar ini.[2]
Jadi,
alasan Michael H. Hart membuat Yesus sebagai urutan ketiga dari 100 tokoh
berpengaruh adalah karena dianggap bahwa rumusan pengajarannya (yang
disebutnya: "Golden Rule") belum dapat dipastikan sebagai patokan dan
petunjuk yang sudah diterima sebagai prinsip universal. Karena dalam bukunya
ini, yang menjadi tokoh arutan pertama adalah Nabi Muhammad. Hal yang saya tekankan
di sini adalah keberadaan tentang Yesus yang ada dalam sejarah; artinya Yesus
memang pernah ada dalam sejarah.
Dalam
buku Ensiklopedia Britania ditemukan bahwa ada 20 ribu kata untuk Yesus.
Bahkan, jauh lebih banyak komentar pada Yesus daripada tokoh-tokoh lain,
misalnya: Napoleon Bonaparte, Hitler.
Dalam
Al-Qur'an Yesus disebut dengan nama Isa binti Miryam, atau Isa ibn Miryam.
Artinya, Yesus adalah anak yang dilahirkan oleh Miryam (Maria). Yesus juga
ditulis sebagai "Roh Allah". Dituliskan juga tentang Yesus yang
mengadakan mukjizat, tentang murid-murid-Nya kematian-Nya, dan kenaikan-Nya.
B.
NUBUAT KRISTUS DALAM PERJANJIAN LAMA
Perlu
diketahui bahwa apa yang dikerjakan dan dialami oleh kristus selama hidupnya, bahkan
hingga Dia naik ke surga sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Setiap
tindakan Yesus seturut dengan kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Dia tidak
bertindak sesuka hati. Segala sesuatu yang dilakukan Yesus sudah ada dalam
rencana ketritunggalan Allah. Semua yang dilakukan oleh Yesus adalah bagian dari
rencana Allah. Bagian besar dari rencana itu adalah keselamatan manusia. Segala
yang dilakukan Yesus, mulai dari kelahiran sampai penyaliban-Nya; semuanya
dilandasi kasih (Yoh. 3:16).
Ketuhanan Yesus Kristus dinubuatkan
dalam Perjanjian Lama, dan ayat-ayat mengenai Kristus itu dikutip dalam
Perjanjian Baru Lu Mazmur 2:2-9; 45:7,8 (dalam PB Ibrani 1:8,9), Mazmur 110:1
(dalam PB Matius 22:42-45): Yesaya 7-13,14 (dalam PB Matius 1:23)); Mikha 5:1-3
(dalam PB Matius 2:6).
Dalam
bagian ini kita akan mengupas nubuat Tuhan Yesus dalam Perjanjian Lama, yang
dimulai dari garis keturunan, kelahiran, Pribadi, kehidupan, kematian,
kebangkitan-Nya. Kita akan melihat satu persatu bagian ini.
Garis Keturunan Kristus
Kejadian
3:15 dikenal sebagai protoevangelium, karena ayat tersebut merupakan nubuat
pertama (kabar baik) tentang Kristus. Akan ada permusuhan antara Iblis dengan
Mesias, yang dinyatakan dalam kata "benih perempuan" Kata "benih
perempuan hanya berbicara tentang Maria dan menunjuk pada kelahiran Mesias.
Matius 1:16 juga menekankan kata ini "dari siapa" (Yunani: hes),
suatu kata ganti relatif feminim, menekankan bahwa Yesus dilahirkan tanpa
partisipasi Yusuf.
Pada
waktu menyebutkan nama secara khusus "Tuhan, Allah dari Sem" (Kej.
9:26), hal ini menyatakan pemeliharaan agama yang benar di antara keturunan
Sem. Garis keturunan Sem pada akhirnya akan membawa berkat pada pada garis
keturunan dua anak Nuh yang lain. Kemudian, secara lebih spesifik nama
"Tuhan" (Yahweh) digunakan "dalam rangka menunjuk pada wahyunya
dan pada institusi untuk penebusan manusia Pernyataan "Allahnya Sem"
juga menunjukkan "bahwa Allah akan memelihara kemakmuran Sem dalam
hubungan yang sangat khusus, di mana Dia berkenan untuk menyatakan ke
hendak-Nya kepada mereka."
Dalam
Kejadian 12:2. Allah berjanji pada Abraham, "Aku akan ... membuat namamu
besar." Pernyataan itu menunjukkan bahwa Mesias akan datang dari keturunan
Abraham dan "di dalam kamu semua keluarga di bumi akan diberkati. Matius
1:1 dan Galatia 3:16 menafsirkan bahwa janji ini (Kej. 13:15) telah digenapi
oleh Kristus.
Melalui
garis keturunan Ishak. Allah mendirikan perjanjian-Nya dan meneruskan janji-Nya
melalui keturunan Ishak (Kej. 17:19).
Melalui
garis keturunan Yakub, terlihat bahwa garis berkat mesianik dipersempit, di
mana berkat itu tidak akan mengalir melalui Ismael, tetapi melalui Yakub (Kej,
25:23; 28:13). Bilangan 24:17 menekankan bahwa seorang penguasa akan datang
melalui keturunan Yakub.
Kejadian
49:10 meneguhkan Mesias (sebagai Raja) berasal dari suku Yehuda. Mesias, dari
suku Yehuda akan memiliki tongkat kerajaan". "Raja memegang tongkat
kerajaan pada waktu berbicara di hadap an publik; dan pada waktu la duduk di
atas takthta, ia meletakkannya di antara kakinya serta mencondongiannya ke arah
dirinya". Ayat ini juga menjelaskan bahwa Yehuda akan mempertahankan suatu
garis keturunan "sampai Shilo datang". Shilo ditafsirkan secara
beragam: sebagai sebutan bagi Mesias yang berarti "Manusia damai", Mesias
sebagai pembawa damai" Mesias akan menjadi manusia perdamaian 72:7; 122:7;
Yer 23:6; Zak. 9:10). Kata "sampai Shilo tiba dapat diterjemahkan:
"Sampai la datang kepada milik kepunyaannya. "Dan semua orang yang
akan taat kepada-Nya" menekankan pemerintahan Mesias atas bangsa di dunia
dalam kerajaan milenial.
Dari
garis keturunan Daud, akan muncul dan lahir Mesias (2 Sam. 7:12-16). Dalam
janji ini kepada Daud, Tuhan mengindikasi kan keturunan-Nya (Mesias) akan
memiliki kerajaan yang kekal (rumah); Dia akan memerintah (takhta) atas bangsa
(kerajaan), dan pemerintahan-Nya akan kekal. Mazmur 89 menjelaskan lebih
panjang lebar tentang janji ini.
Nubuat Kelahiran Kristus
Kelahiran
Yesus di Betlehem sudah dinubuatkan dalam Mikha 5:1. Tetapi engkau, hai
Betlehem Efrata, hal yang terkecil di antara kaum kaum Yehuda, dari padamu akan
bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah
sejak purbakala, sejak dahulu kala. Dalam ayat ini ada penekanan tentang
praeksistensi Yesus, yaitu dalam kekekalan. Keberadaan-Nya disebut sejak purba
kala atau sejak dahulu kala. Walaupun disebutkan "seorang yang me merintah
Israel", seorang tersebut bukanlah manusia biasa. Tidak ada manusia biasa
yang memerintah, yang keberadaannya dalam kekekalan. Satu-satunya nubuat itu
hanya ada dalam pribadi Yesus Kristus.
Bangsa
Israel atau orang Yahudi mengakui nubuat ini, yang mengarah pada Yesus Kristus.
Orang Majus pun tahu bahwa ada seorang Raja bagi orang Yahudi yang baru lahir.
Mereka tahu dari melihat bintang-Nya di Timur. Maksud kedatangan mereka adalah
untuk menyembah Raja yang haru lahir tersebut. Mereka sudah mempersiapkan
kurban persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur.
Ketika
orang Majus mencari tempat kelahiran seorang Raja Yahudi, istana Herodes gempar
Herodes merasa bahwa ada orang lain yang akan merampas kedudukannya sebagai
raja. Herodes tidak tahu dan tidak menyadari bahwa maksud kedatangan Yesus ke
dunia bukan hanya sebagai Raja bagi orang Yahudi, melainkan Raja di atas segala
raja yang ada di dunia. Karena merasa tersaingi, Raja Herodes mencoba mencari
tahu tempat kelahiran Raja yang baru tersebut. Raja Herodes memerintahkan semua
imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi untuk mencari keterangan tentang
tempat Mesias akan dilahirkan. Setelah menyelidiki Kitab Taurat (Perjanjian
Lama), diketahui bahwa Mesias dilahirkan di Betlehem. Dari sini jelas bahwa
para imam, ahli Taurat, bahkan Raja Herodes mengakui bahwa Mikha para 5:1 ini
adalah nubuat kelahiran Mesias, yaitu Yesus. Orang kafir sekali pun mengetahui
akan kelahiran Yesus di Betlehem.
Orang
Yahudi sendiri tahu bahwa Mesias akan lahir di Betlehem. Walaupun disebut yang
terkecil, Betlehem termasuk wilayah yang luas. Ketika tiba waktunya bersalin
bagi Maria, tidak seorang pun bersedia menerima Yusuf dan Maria. Dokter Lukas
melaporkan peristiwa ini dengan jelas.
Kitab Yesaya, memberikan penyebutan mengenai siapakah
Pribadi Yesus itu, yaitu: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai. Keempat sebutan inilah yang akan kita bahas.
Apa
arti nama "Penasihat Ajaib?" Nama ini, jika diterjemahkan kata demi
kata berarti "keajaiban seorang penasihat". Penasihat (counselor),
berasal dari kata yo'ets (akar katanya ya 'ats), yang artinya seseorang yang
memiliki hikmat dan kemampuan ilahi untuk menilai dan meneropong, menembusi
peristiwa-peristiwa yang ada sehingga me lihat kehendak Allah dan penerapannya
(Yes. 11:2; 1 Kor. 1:30). Bill Crowder berkomentar, "kata ini digunakan
untuk menggambarkan seorang raja yang memberikan penghiburan kepada rakyatnya.
Untuk tujuan itu, Mikha menyatakan dilema para tawanan di Babilon, "Maka
sekarang mengapa engkau berteriak dengan keras? Tiadakah raja di
tengah-tengahmu? Atau sudah binasakah penasihatmu (ML. 4:9).
Jauh
sebelum Sang Anak lahir, sebelum Sang Putera diberikan kepada kita. Yesaya
sudah menubuatkan bahwa Allah tengah merencanakan untuk mengirimkan seorang
Penasihat untuk orang orang yang hancur hatinya di dunia. Lama setelah
kedatangan Yesus dunia, kita dapat melihat bahwa Dia sesuai gambaran penasihat
seperti itu, yang akan muncul dari Yerusalem pada hari-hari akhir.
Nama
Yesus sebagai Penasihat menunjukkan kenyataan yang menolong kita dalam
mengambil keputusan-keputusan hidup. Yesus Kristus adalah Penasihat-Dialah
satu-satunya yang kita perlukan. Nabi Yeremia meratap, "Aku tahu, ya
TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang
berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya" (Yer. 10:23).
Kesukaran da lam menentukan langkah-langkah kita adalah karena hati manusia
pada dasarnya berdosa dan egois, serta motivasinya beraneka ragam. Yeremia
berkata secara tepat, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala
sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yer.
17:9).
Penasihat
itu disebut Ajaib (wonder). Kata "ajaib" berasal dari istilah pele'
yang berarti: suatu rahasia besar. Kata ini juga bisa menunjukkan sesuatu yang
tidak biasa atau berbeda dari yang biasanya. Hal ini mencerminkan suatu
fenomena yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar manusia; fenomena yang jauh
dari peristiwa normal, sesuatu yang tidak dapat dijelaskan. Warren W. Wiersbe
menulis, "Nama-Nya Ajaib: kenyataan ini menolong kita mengatasi kebosanan
hidup. Kita tidak perlu hidup bertumpu pada benda-benda duniawi yang tidak ada
gunanya untuk mencari kegembiraan dan kesenangan. Yesus Kristus mengubah segala
sesuatu menjadi sangat indah."
Nama
"Allah yang Perkasa" (Mighty God) adalah gelar pada zaman Perjanjian
Lama yang diberikan kepada Mesias yang akan datang. Nama itu merupakan gabungan
dari bahasa Ibrani El-Gibbor.
El
adalah nama atau gelar yang digunakan pada masa Perjanjian Lama untuk menunjuk
pada Allah yang sejati (meskipun kadang kadang gelar tersebut digunakan untuk
pahlawan yang perkasa, atau bahkan dewa-dewa palsu). Kata ini adalah bentuk
tunggal dari kata Elohim. Elohim menunjukkan hakikat pribadinya (sifat
ilahi-Nya) dan selalu dipakai sebagai nama Allah. Jadi, Mesias yang akan datang
dianggap sebagai Allah-manusia yang perkasa.
Kata
"Perkasa" adalah bagian lain dari nama Gibbor, yang berarti: kekuatan,
daya, pahlawan. Sungguh tegas! Dalam satu dunia di mana para pahlawan
ditentukan oleh kemampuan atletik atau kemampuan finansialnya, ternyata Pribadi
yang layak dipuji adalah Dia yang keperkasaan-Nya tidak tertandingi. Yesaya
10:20 menggambarkan Dia sebagai tempat pengungsian bagi sisa-sisa orang Isreal,
dan Ulangan 10:17 menggambarkan Dia besar, kuat, dahsyat.
Fokus
nubuat Yesaya adalah El-Gibbor, Allah yang Perkasa yang merupakan Pahlawan
sejati. Apa yang dinantikan oleh nabi ini digenapi oleh Perjanjian Baru. Karena
Mesias adalah Allah, Dia pasti memiliki kekuatan Allah. Namun, bagi Yesus hal
yang menakjubkan adalah bahwa Mesias tidak hanya memiliki kuasa Allah, tetapi
Dia juga Allah yang berkuasa.
Arti
penting dari nama "Allah yang Perkasa" bagi orang percaya pada zaman
sekarang menunjukkan bahwa Yesus adalah sumber kekuatan kita. Dalam Filipi 4:13
dikatakan, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku." Dalam Yesus ada kekuatan dan kemenangan.
Bapa
yang Kekal (Everlasting Father) dalam bahasa Ibrani adalah Abi'ad dari kata 'ab
dan 'ad. Kata ini lebih tepat diterjemahkan Bapa pemilik kekekalan. Namun, hal
yang dibicarakan di sini adalah Mesias yang akan datang, yaitu pribadi kedua
Tritunggal. Dia menguasai zaman. Dari-Nya waktu menjadi kenyataan. Gelar ini
(Bapa yang Kekal) memberikan penghormatan yang jauh melebihi pengakuan kepada
bapa bangsa Yahudi, Abraham.
Bapa
yang Kekal: kenyataan ini menguasai dimensi-dimensi kehidupan. Kita dapat
menjadi sebagian dari kekekalan. Apabila pe merintahan hidup kita ada di atas
bahu Yesus Kristus, yaitu apabila kita mau menyerahkan seluruh hidup kita
kepada-Nya, melalui Dia kita dapat memiliki suatu dimensi kehidupan yang sama
sekali baru.
Yesus
Kristus yang adalah Anak Allah, dipanggil "Bapa yang kekal"
kelihatannya seperti sesuatu yang misterius. Jika Dia adalah Anak, Dia tidak
dapat menjadi Bapa, karena setiap Pribadi dalam keallahan terpisah dari kedua
Pribadi lainnya, tetapi sama-sama Allah. Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak
adalah Allah, dan Roh Kudus dalah Allah; tetapi Bapa bukanlah Roh, dan Anak
bukanlah Bapa.
Kekekalan!
Konsep kekekalan ini sangat luas sehingga pikiran manusia tidak dapat
memahaminya. Allah itu kekal-Dia tidak mem punyai permulaan atau akhir. Manusia
mempunyai suatu permulaan, tetapi pada saat tertentu akan berakhir. Manusia
akan hidup selamanya bersama Allah atau terpisah dari Allah, dalam kemuliaan
yang kekal atau dalam kegelapan yang kekal.
Bukti
bahwa Yesus adalah Bapa yang kekal terlihat dalam Yohanes 8:12-58. Di sini
terjadi dialog antara orang Farisi dan Yesus. Yesus menyebut Allah sebagai
Bapa-Nya, sedangkan orang Farisi menyebut Abraham bapa mereka. Yesus mengatakan
bahwa jika Abraham Bapa mereka, mereka akan melakukan pekerjaan yang di lakukan
Abraham. Mereka menjawab bahwa setidaknya mereka tidak lahir karena hubungan
seks di luar nikah (yang secara tidak lang sung menyatakan bahwa Maria telah
melakukan hubungan seks sebe lum nikah), kemudian memadukan pernyataan Yesus
bahwa semua memiliki satu Bapa-Allah.
Jikalau
Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari
Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang
mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti ba hasa-Ku? Sebab kamu tidak
dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin
melakukan keinginan-keinginan bapamu... (Yoh. 8:42-44).
Kemudian
Yesus membuat pernyataan yang paling menakjub kan. Dia berkata, "Sebelum
Abraham jadi, AKU TELAH ADA" (Yoh. 8:58). Kepada orang-orang sebangsa-Nya.
Dia akhirnya jauh melampaui mereka. Mereka melihat bahwa dengan pernyataan
seperti itu, Dia menyamakan diri-Nya dengan Bapa (Kel. 3:14, Musa bertemu
dengan Allah yang menyatakan diri bahwa "AKU ADALAH AKU"). Seperti
pada beberapa peristiwa, Yesus membuat marah kaum Farisi sehingga mereka
mengambil batu untuk melempari-Nya.
BICARA MENGENAI KEKEKALAN YESUS
Kekekalan
tak hanya berarti bahwa Kristus sudah ada kelahiran-Nya atau bahkan sebelum
Penciptaan, tetapi bahwa la selalu ada, selama-lamanya. Biasanya kekekalan dan
praeksistensi berdiri atau jatuh bersama-sama, meskipun Arius mengajarkan
praeksistensi dari Anak, tetapi tidak mengajarkan kekekalan-Nya. la bersikeras
bahwa jika Kristus adalah "Putra-Nya yang Tunggal" la mestmya
mempunyai permulaan. Para "Saksi Yehuwa" sekarang ini menganut
Kristologi yang mirip dengan ajaran Arius yang tidak mengakui ke kekalan Logos.
Jikalau
kekekalan tidak diakui maka (a) tak ada Tritunggal, (b) Kristus bukan
sepenuhnya Allah. dan (c) la berbohong.
Bukti Kekekalan Yesus
Hubungannya dengan
Allah yang sehakikat menunjukkan ke kekalan karena Allah kekal adanva.
Perhatikan kata gambar (dalam bahasa Yunani sebenarnya adalah
"kharakter"! dalam Ibr. 1:3 yang menunjukkan bahwa Kristus adalah
wujud atau inti sifat Allah yang Termasuk dalam atribut-atribut yang
dimiliki-Nya adalah atribut kekekalan
Para
nabi dalam Perjanjian Lama mengaku kekekalan tersebut bagi Mestas Mikha berkata
bahwa permulaan-Nya sudah sejak pur bakala, senak dahulu kala (5:1; lih. Hab.
1:12). Meskipun kata-kata tersebut dapat berarti dari dahulu", yaitu dari
dahulu kala, kata-kata itu dapat juga berarti dari kekekalan. Yes. 9:5.
"Bapa yang Kekal" ke mungkinan besar menunjuk kepada Kristus selalu
sebagai Bapa atas umat-Nya (jadi hal ini hanya melihat ke depan dan bukan ke
belakang kepada kekekalan yang lampau).
Kristus
menyatakan kekekalan-Nya ketika la menyatakan. "Sebelum Abraham ada. AKU
TELAH ADA" (terjemahan yang tepat adalah AKU ADA-ego eimi) (Yoh. 8:58).
"Aku telah ada" mungkin menunjuk kan bahwa ia sudah ada beberapa abad
sebelum Abraham. tetapi Aku ada (eimi) menyatakan kekekalan.
Hal
yang dimaksud dengan jabatan adalah pekerjaan yang ditugaskan oleh penguasa yang lebih tinggi
daripada yang melaksanakan tugas itu. Di sini penguasa yang lebih tinggi itu
adalah Allah sendiri. Yesus disebut Kristus atau Mesias karena karya
penyelamatan yang dilakukan itu bukanlah pekerjaan yang dilakukan atas
inisiatif sendiri, melainkan ditugaskan oleh Allah kepada-Nya. Dia melaksanakan
tugas itu atas nama Allah.
Dalam
Perjanjian Baru, nama Yesus ditambah dengan sebutan "Kristus". Ketika
menyebut nama Kristus, hal ini menunjukkan jabatan, yaitu sebagai "yang
diurapl" (Mestas atau Kristus). Sedangkan "Yesus" adalah nama
pribadi-Nya
Mesias
adalah istilah dalam Perjanjian Lama (Ibranis Mashiakh). Dalam Perjanjian Baru
disebut Kristus (Yunani-Kristos). Kedua kata ini nempunyai arti yang sama.
"yang diurapi". Nama jabatan itu (Mesias, Kristia) menunjukkan tugas
atau kewajiban yang telah dan sedang dilakukan-Nya di surga dan di bumi. Dalam
Perjanjian Lama terdapat ga macam jahatan, yaitu nabi, imam, dan raja.
Yesus
sendiri memakai gelar nabi untuk diri-Nya (Mat. 13:57; Luk. 13:33) dan tidak
menolaknya (Mat. 21:11; Yoh. 3:2; 4:19; 6:14; 9:17). Para murid dan
pengikut-Nya pun menyebut Dia seorang Nabi (Luk. 24:19; Kis. 3:22-24). Ada
beberapa data Alkitab yang menyebutkan bahwa Yesus adalah Nabi (1 Ptr. 1:11;
2:22; Ams. 8; Yoh. 13:15; Flp. 2:5). Dalam menjalankan peran-Nya sebagai Nabi,
Dia melaksana kan dengan otoritas-Nya sendiri (Mat. 7:29) di mana Dia dikenal
dan dipanggil sebagai Nabi (Mat. 21:11, 46; Luk. 7:16; 24:19; Yoh. 3:2; 4:19;
6:14; 7:40; 9:17).
Nabi
adalah sosok yang kuat dalam Perjanjian Lama. Ada perbedaan dalam banyak hal
kepribadian dan pelayanan khusus dari sosok-sosok nabi individual. Misalnya:
Elia, liar dan agak terpencil (1 Raj. 17-19).
Elisa, peka secara pastoral (2 Raj. 4).
Amos, memiliki suatu kesadaran sosial yang
kuat.
Debora, pemimpin yang bijak (Hak. 4-5).
Hulda, seorang teolog terkenal (2 Raj. 22).
Yesaya, bangsawan yang terkemuka.
Yeremia, pelihat yang sedih.
Yehezkiel, imam yang dibuang
Dalam Perjanjian
Lama terdapat tiga kata untuk menjelaska tugas nabi, yaitu:
Ã
Juru
bicara; yaitu juru bicara Allah. Di sini nabi bertugas menyampaikan berita dari
[3]
Allah
kepada bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Dalam nubuat para nabi tersebut,
bukanlah pandangan mereka sendiri yang terpenting. Hal yang pokok ialah berita
dari Allah.
Ã
Penilik;
Tuhan memberi karunia kepada mereka dengan Roh-Nya sehingga tilik mereka
menjadi terang. tahu tentang kejadian-kejadian di dunia. Pandangan mereka dapat
menembus segala sesuatu. Mereka mengetahui dan melihat Allah di belakang segala
sesuatu yang terjadi. Mengenal Allah di dalam murka dan rahmat-Nya. Bernubuat
bukanlah menenung. Bernubuat adalah menyoroti hidup manusia dan bangsa-bangsa
dari sudut pengadilan Allah.
Ã
Penunggu/pengawal;
atau disebut juga sebagai penjaga. Mereka mengenal dosa-dosa bangsa Israel dan
mengenal pengadilan Allah yang akan datang. Mereka mengenal kebahagiaan yang
akan datang bagi orang-orang yang bertobat.
Keabsahan Kristus selaku Nabi
Hukum
memerintahkan agar nabi-nabi palsu dirajam (Bil. 135.10). Tentu saja jika
seorang nabi masih hidup sampai nubuatnya digenapi atau tidak. Anda dapat
dengan mudah mengatakan apakah a seorang nabi sejati atau palsu. Jikalau tidak,
maka akan lebih sulit. Pelayanan nubuatan Tuhan kita dibuktikan dalam dua cara:
dengan melihat bahwa beberapa nubuat-Nya sungguh-sungguh terjadi, dan dengan
mujizat-mujizat yang membuktikan kepada orang orang pada zaman-Nya bahwa la
seorang Nabi sati
Uji
cobanya ialah nubuat tentang kematian-Nya yang rinci. la me nubuatkan bahwa
seseorang yang dekat dengan-Nya akan mengkhia nati-Nya (Mal 26-211, bahwa
kematian-Nya ada hasil hasutan para Pemimpin Yahudi (1621), bahwa la akan mati
di kayu salib dan bahwa gn han kemudian la akan hidup kembali (20:19) Karena
mampu memberikan keterangan rinci semacam ini mengenai kematian-Nya dan karena
semua nubuatan ini benar-benar terjadi, maka member kan bukti kepada-Nya selaku
seorang Nabi sejati.
Imam,
dalam bahasa Ibrani adalah "kohen. Pada mulanya kata in (kohen)
menunjukkan fungsi sipil maupun fungsi peribadahan (1 Raj 4:5:2 Sam. 8:18;
20:26). Kata ini selalu menunjukkan arti tentang seseorang yang memegang
jabatan yang mulia dan penuh tanggung jawab, serta mempunyai otoritas atas
orang-orang lain; dan hampir tanpa pengecualian, imam berarti petugas dalam
peribadahan.
Dalam
Perjanjian Baru (bhs. Yunani), "imam" adalah "hiereus";
yang berarti ia yang perkasa atau seseorang yang sakral. Atau dapat juga
sebagai seseorang yang memiliki wewenang. Hal ini menjelaskan tentang seseorang
yang menyerahkan diri kepada Tuhan.
Dalam
Mazmur 110:4 terdapat nubuat bahwa Yesus Kristus akan menjadi seorang imam.
Lihatlah Ibrani 5:6; 6:20; 7:21. Kristus adalah seorang imam, tetapi la bukan
keturunan Harun. Ia adalah imam "menurut peraturan Melkisedek", itu
berarti bahwa pekerjaan imamat-Nya dikerja kan di dalam sorga, bukan di atas
bumi saja, dan pekerjaan itu tidak berubah, melainkan kekal.
Pekerjaan
Tuhan Yesus sebagai Imam telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di
kayu salib sebagai korban karena dosa dan akan selesai pada waktu la kembali ke
dunia untuk menduduki takhta-Nya (Ibrani 8-9).
Ada tiga macam tugas imam Besar
Dalam
Perjanjian Lama tugas imam ada tiga macam, yaitu:
1. mempersembahkan
korban karena dosa di hadapan orang banyak,
2. memasuki tempat
kudus serta mendoakan orang banyak,
3. dan keluar dari
tempat itu serta memberkati orang banyak.
Tuhan
Yesus sebagai Imam Besar telah melakukan ketiga tugas itu.Yang pertama, korban
karena dosa telah dipersembahkan-Nya pada waktu la datang ke dunia ini serta
menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib se bagai korban karena dosa. Yang
kedua, mendoakan orang-orang, Sampai sekarang la masih berbuat hal itu di dalam
sorga di antara waktu ke datangan-Nya yang pertama dan yang kedua. Yang ketiga,
memberi berkat (nikmat); la akan menggenapkan hal itu pada waktu la kembali ke
dunia ini. Lihat Ibrani 9:27.28; 1 Petrus 1:18-20;2:24; Roma 8:34; Ibrani 7:25:
11 Tesalonika 1:10:1 Petrus 1:4,5; Wahyu 11:15:20:4.
Dalam
Perjanjian Lama dengan nyata disebutkan bahwa Kristus adalah Raja di atas
segala raja (Mzm. 93:1; 97:1; 103:19; 136:3). Allah sendiri mengumumkan dengan
mengatakan. "Akulah yang telah melantik raja Ku di Sion, gunung-Ku yang
kudus!" (Mzm. 2:6).
Dalam
Perjanjian Baru melalui nubuatan yang dikemukakan Nabi Mikha. Imam Kepala dan
ahli Taurat menjelaskan, "Dan engkau them, tanah Yehuda, engkau
sekali-kali bukanlah yang terkecil antara mereka yang memerintah Yehuda, karena
dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat
Krael!" (Mat. 2:6; lihat Mi. 5:1;), Tatkala Tuhan Yesus akan naik e surga.
Dia menyatakan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa a sorga dan di
bumi!" (Mat. 28:18). Ketika mendapat penglihatan di Pulau Patmos, Yohanes
mengatakan, "... Haleluya! Karena Tuhan. Allah kitaYang Mahakuasa, telah
menjadi raja" (Why. 19:6). Lebih lanjut ia mengatakan, "Dan pada
jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu "Raja segala raja dan
Tuan di atas segala tuan" (Why, 19:16).
Gabriel
memberitakan kepada Maria bahwa Bayinya akan me miliki tahta Daud dan
memerintah atas keluarga Yakub (Luk. 1:32-33). Sepanjang pelayanan-Nya di bumi
jabatan raja keturunan Daud yang dimiliki oleh Yesus, diberikan kepada bangsa
Israel (Mat. 2:2; 27:11; Yoh. 12:13), tetapi la telah ditolak.
Raja
dalam pemerintahan di dunia penuh dengan kekurang an Itulah sebabnya bangsa
Israel mengharapkan seorang raja yang dapat memerintah mereka dengan adil dan
bijaksana, bahkan dapat membebaskan mereka dari penindasan bangsa Romawi pada
masa itu. Sang Mesias telah dinanti-nantikan sebagai Raja (Mzm. 2 dan 110, Yes
9:5-6; Dan. 7:13-14). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Raja, misalnya dalam
mengusir kuasa-kuasa jahat (Luk. 4:36), dalam membersihkan Bait Allah di
Yerusalem (Mat. 12:12); di hadapan wakil pemerintah Pilatus (Yoh. 18:37),
terutama oleh kebangkitan serta kenaikan-Nya ke surga. Para murid dan
pengikut-Nya mengakui Dia sebagai Raja (Kis. 2:36; 17:7; 1 Kor 15:25; Ef.
1:20-21).
Tugas
raja ialah menyerang kekuasaan-kekuasaan yang menentang Kerajaan Allah. Kekuasaan-kekuasaan
itu adalah kekuasaan dosa, penyakit, Iblis, dan maut. Mukjizat-mukjizat Yesus
adalah perbuatan-perbuatan-Nya sebagai Raja.
Kristus
sebagai Raja dalam perspektif regnum gratiae (kerajaan
anugerah) menegaskan bahwa
hakikat, sifat, dan tindakan-Nya sebagai Raja ada lah untuk memerintah umat-Nya
secara khusus. Sebagai Raja, Dia menyelamatkan dan melindungi umat-Nya dengan
Roh Kebenaran, firman, dan Keadilan. Sebagai Raja, Dia adalah Kepala Gereja,
yang oleh-Nya gereja dibangun dan berkembang sesuai tujuan Allah baginya (Mzm.
2:6;45:6-7: Ibr. 1:8-9; Mzm. 132:11; Yes, 9:6-7; Yer. 23:5-6; Mi. 5:2; Za.
6:13; Luk 1:33;
Aspek
dari kerajaan yang diperintah-Nya terlukis dalam istilah Kerajaan Allah atau
Kerajaan Surga, yang sifatnya adalah kekal, rohani, telah ada, kini di sini dan
yang akan datang, yang berfokus pada penebusan, yang dapat dimasuki oleh
umat-Nya dalam kelahiran kembali.
D.
SIAPAKAH YESUS MENURUT YESUS SENDIRI?
Bagaimana pengakuan Tuhan Yesus
tentang diri-Nya dan pekerjaan Nya? Apakah Ia menyadari bahwa diri-Nya adalah
Allah? Baiklah kita menyelidiki beberapa bukti dari keempat Injil.
1.
Ketika Tuhan Yesus mengunjungi Bait Allah di Yerusalem - Lukas 2:14-52. Patut
kita perhatikan bagaimana Maria dan Tuhan Yesus meng gunakan kata
"Bapa". Maria berkata, "Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau." Tuhan Yesus menjawab, "Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus
berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Kita tahu bahwa mengajar di dalam Bait
Allah itu bukan kepandaian dari Yusuf sebab ia tukang kayu, melainkan ini
adalah pekerjaan Allah Bapa, dan dengan ini Tuhan Yesus mengakui Allah sebagai
Bapa-Nya. Patut juga kita perhatikan bahwa pada waktu Yesus Kristus
membicarakan tentang kaum keluarga-Nya atau mang tua-Nya, la tidak pernah
menyebut "bapa-Nya", melainkan ibu Nya saja, sebab Yusuf bukan
bapa-Nya. Lihat Matius 12:48; Matius 3:33,34, Ketika Tuhan Yesus menyebut
"Bapa-Ku", maka itulah pertama kalinya seorang manusia menyebut Allah
sebagai "Bapanya". Tuhan Ye mengajarkan kepada murid-murid-Nya
berdoa. "Bapa kami yang di sorg tetapi lalah yang pertama-tama memakai
perkataan "Bapa-Ku terhadap Allah.
2.
Waktu Tuhan Yesus dibaptiskan, Matius 3:13-17; Markus 1:9-11, Lukas 3:21.
Tentunya Tuhan Yesus membenarkan pengakuan Yohanes Pembaptis, bahwa Yohanes
Pembaptis hanyalah utusan yang mendahului Mesias, dan ia bukanlah MesÃas itu.
Oleh sebab Tuhan Yesus sudah dibaptis kan oleh Yohanes, maka la mengakui semua
hal yang disaksikan oleh Yohanes tentang Dia. Apalagi ketika Roh Kudus turun ke
atas-Nya dan la mendengar suara Allah Bapa, tentu Tuhan Yesus insaf bahwa hal
yang sudah dinubuatkan dalam Yesaya 42 dan 61 digenapkan dalam diri-Nya,
terutama yang dikatakan dalam Yesaya 42:1. Pada waktu Tuhan Yesus dibaptiskan
maka la menyadari bahwa kedua hal itu digenapi, sebab tentunya Tuhan mengetahui
segenap isi Perjanjian Lama, apalagi hal yang mengenai diri-Nya. Lihat juga
Lukas 4:16,17; Kisah para Rasul 10:38; Matius 12:28.
3.
Waktu Tuhan Yesus dicobai. Matius 4:1-11; Markus 1:12,13; Lukas 4:1-13.
Kesadaran bahwa diri-Nya Anak Allah telah dipakai sebagai alasan oleh Iblis
untuk mencobai Dia. Iblis sendiri juga menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Raja
dunia yang akan mendirikan Kerajaan Allah, namun ia masih mencoba agar Tuhan
tunduk kepadanya dan menyerahkan kerajaan itu kepadanya, yaitu kepada Iblis.
Dalam itu nyata bahwa Tuhan Yesus insaf bahwa lalah yang akan mendirikan Kerajaan
Allah di atas bumi.
Berikut ini juga adalah
beberapa pengakuan Yesus Kristus tentang diri-Nya sendiri:
1. la mengaku mempunyai sifat-sifat ilahi,
yaitu:
ª kekal - Yohanes 8:58; 17:5
ª mahakuasa - Matius 28:20
ª mahatahu-Matius 11:27; Yohanes 2:23-25
ª mahahadir - Matius 18:20; Yohanes 3:13
2.
la
mengaku mempunyai kuasa mengadakan mujizat serta memberikan kuasa itu kepada orang lain (Matius 10:8;
11:5; 14:19-21; 21
3.
Ia mengaku mempunyai kuasa yang hanya dimiliki
oleh Allah sendiri:
Menjadi Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28)
Berkuasa mengampuni dosa dan berkata-kata
seperti Allah, dan untuk Allah (Matius 9:2-6; Markus 2:5-12; Lukas 5:20-26
4. Ia mengaku mengenal Allah Bapa secara sempurna, lebih
dari pribadi lain dapat mengenal-Nya
(Matius 11:27; Lukas 10:22), dan mengaku la Anak Allah yang istimewa (Matius
10:32,33; 16:17-27)
5. la berkata-kata dengan hikmat yang lebih tinggi dari
manusia, dan seorang pun tidak pernah
berkata-kata seperti Dia (Yohanes 7:46)
6. la menerima sembah dari manusia (Matius 14:33). 7. Ia
menyatakan akan menjadi hakim yang terakhir bagi manusia (Matius 7:21-23; 13:41-43;
1 Markus 14:62; Lukas 9:26
KESIMPULAN
Bukti
mengenai Yesus ada dalam sejarah bumi ini, apa yang dikerjakan dan dialami oleh
kristus selama hidupnya, bahkan hingga Dia naik ke surga sudah dinubuatkan
dalam Perjanjian Lama. Setiap tindakan Yesus seturut dengan kehendak Bapa yang
mengutus-Nya. Dia tidak bertindak sesuka hati.
Yesus
memiliki jejak kehidupan, muali dari lhir hingga mati. Yesus memiliki sebtan
dan nubuatan dalam Perjanjian Lama yang diaktualisasikan dalam Perjanjian Baru
sebagai penggenapannya. Dia disebut sebagai Penasehat ajaib, Allah yang
perkasa, Bapa yang Kekal. Membuktikan kesejajaran Yesus dengan Allah Bapa. Da
kekal dan kekekalan itu memiliki bukti yang absah juga
Yesus
memiliki pekerjaan selama di bumi ini, sehingga banyak yang menyebut dia
sebagai Anak Allah, Hamba Allah, dan yang lainnya. Dia menjabat sebagai nabi,
raja dan imam serta pekerjaan lain yang dilakukannya hanya untuk melakukan apa
yang Bapa inginkan, yaitu menyelamatkan umat manusia.
Yesus
sendiri mengakui keberadaannya sebagai Bapa, Mesias, juru selamat. Dan Dia
memiliki sifat-sifat ilahi yang sama dengan Allah Bapa.
Dari
semua yang telah kita pelajari di atas, kita tahu bahwa semua orang wajib
mengakui serta percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dan la patut disembah
oleh segala isi bumi ini.
Jikalau
seseorang tidak mengakui Yesus Kristus ialah Allah, dengan demikian ia
menganggap Yesus pendusta terbesar di dunia ini. Oleh karena mustahil Yesus
pendusta maka haruslah kita menyambut Dia sebagai Allah Juruselamat kita, 1
Timotius 2:3, Bagaimanakah saudara meyakinkan orang yang tidak percaya akan
Ketuhanan Yesus Kristus?
DAFTAR PUSTAKA
Ryrie, Charles C, Teologi Dasar 1, Yogyakarta : Penerbit
ANDI, 2014
S, Jonar, Kristologi, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2017
Brill, j Wesley, Dasar Yang Teguh, Bandung: Kalam Hidup,
1998
Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2001
Lohse, Bernhard, Pengantar Sejarah Dogma Kristen,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018
[1]
[1]
Yosefus (sekitar 37 M. – sekitar 100), yang terkenal dalam kapasitasnya
sebagai seorang warga negara Romawi, sebagai Flavius
Yosefus, adalah seorang sejarawan dan
penulis apologetik Yahudi abad pertama keturunan imam
dan raja-raja yang bertahan dan mencatat "Penghancuran Yerusalem"
pada 70.
§ [2] Michael
H. Hart adalah penulis buku 100 orang yang paling sejarah. telah bekerja pada
NASA dan guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, Amerika
Serikat. Ia sarjana fisika, astronomi, dan hukum dan pengarang buku laris, 100
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, yang telah diterjemahkan dalam
sejumlah bahasa, termasuk Tionghoa. Dan lagi, ia telah menulis dan menerbitkan
secara luas dalam bermacam bidang teknis. Ia juga kembali bersama mempersiapkan
buku, di Luar Bumi, di Manakah Mereka? dan merupakan pengarang Sebuah Pandangan
dari Tahun 3000. Dan Nabi Muhammad Saw adalah orang ke-1 dalam buku 100 orang
yang paling sejarah karena Nabi Muhammad waktu itu menuju jalan cahaya
[3]Ada
pula sebutan jabatan Allah sebagai Korbn Pendamaian. Baca ebih lanjut dalam
buku Dasar yang teguh, Wesley Brill
Terimakasih postingannya. Semangat menulis ✨
BalasHapusPostingan yang sesuai fakta dan dapat dipertanggungjawabkan🙌
BalasHapus