DAFTAR ISI
iii. Survei Lingkungan Belajar
2. EKSISTENSI
PAK DALAM ASESMEN NASIONAL
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Berjalannya penerapan UN yanag sudah
berlangsung sejak 10 tahun akan mengalami perubahan, tepatnya sebuah pergantian
penerapan pendidikan. Hal ini dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk mengubah proses pengevaluasian pendidikan di Indonesia.
Kalau di ingat kembali sejak awal
menjabatnya Bapak Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan, beliau memiliki
terobosan untuk menghilangkan pelaksanaan Ujuan Nasional. Hal tersebut akan
terealisasikan dengan membuat suatu transformasi dalam pendidikan Indonesia
Asesmen Nasional. Itulah sebutan
untuk sebuah revolusi yang akan terjadi pada tahun 2021 menggantikan Ujian
Nasional. Kepentingan beliau hanya satu, yakni supaya Pendidikan Indonesia
semakin fleksibel dan maju. Hal ini juga merupakan tindakan nyata dari kebijakan
“Merdeka Belajar” yang didukung penuh olehn Presiden Indonesia, Joko Widodo.
TUJUAN
Fokus utama dari pencanangan Asesmen Nasional ini
adalah berpusat pada peningkatan kualitas pembelajaran, pengajaran, juga
layanan dan lingkungan pendidikan. Pergantian Ujuan Naasional menjadi Asesmen
Nasional bukan sekedar hanya soal mengganti caranya, namun mengubah paradigm
tentang evaluasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai peraturan yang diturunkan oleh
Kementerian Pendidikan bahwa penerapan
Ujian Nasional (UN)yang berlaku sebelumnya diubah menjadi Assessment Nasional
(AN).
Sebenarnya apa itu Asesmen Nasional dan apa saja yang
berubah dari yang sudah ada? Mari kita bahas dengan rinci.
Asesmen Nasional adalah system ujian yang
tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, melainkan
mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang mencakup proses, input, juga
hasil.
Proses berbicara tentang proses belajar,
cara pengajaran; Input mengarah kepada apa yang didapatkan siswa dari
pembelajaran yang dilakukan; hasil bericara tentang keterampilan,
perealisasian, implikasi yang didapatkan siswa.
Ada tiga bagian dalam Asesmen Nasional,
yakni :
Secara
sederhana, Literasi berbicara tentang membaca buku, mendapatkan informasi,
sedangkan Numerasi adalah kemampuan berhitung. Lalu mengapa hal ini dijadikan
sebagai bagian dari Asesmen Nasional?.
Secara
mendalam, literasi bisa juga berarti kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (KBBI). Jadi, dapat kita
pahami, bahwa literasi yang dimaksud adalah kemampuan yang lebih dari sekedar
membaca dan menulis, tetapi mendorong agar peserta didik mampu menganalisis
dengan membaca situasi atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya, dengan
pemecahan masalah berdasarkan dari apa yang dipelajarinya.
Sedangkan
Numerasi, secara umum diartikan sebagai sebuah kecakapan dan pengetahuan
seseorang dalam menggunakan berbagai macam angka serta simbol-simbol, yang
terkait dengan matematika dasar. Pengetahuan itu digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Selain
itu, dengan numerasi, seseorang juga dapat menganalisis informasi yang
ditampilkan dengan berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, bagan, dan banyak
lainnya. Setelah mampu menganalisis, kemudian individu tersebut akan
menggunakan interpretasi hasil analisisnya, untuk memprediksi dan selanjutnya
mengambil keputusan.
Kedua
hal ini sangat dibutuhkan dimasa digital seperti ini supaya siswa tidak
ketinggalan dengan zaan yang semakin pesat berkembang. Memperoleh informasi
sendiri dan mengolahnya sendiri adalah cara yang sangat baik dalam
mengembangkan pengetahuan.
Penilaian
pada survei karakter, dirancang untuk mengukur capaian peserta didik
berdasarkan hasil belajar sosial emosional, yang berupa pilar karakter untuk
mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Ada 6 indikator dalam pencapaian
Survei Karakter :
- Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia,
- Berkebhinekaan global,
- Mandiri,
- Bergotong Royong,
- Bernalar kritis,
- Kreatif.
iii.
Survei Lingkungan Belajar
Bagian
ketiga dari Asesmen Nasional adalah survei lingkungan belajar untuk
mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan
sekolah. Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya terhadap sekolah,
hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya.
Dengan
melakukan survey lingkungan belajar, maka yang dinilai bukan hanya kemampuan
siswa secara individu, namun juga bagaimana ruang lingkup belajar siswa,
bagaimana fasilitas yang menunjang pembelajaran, bagaimana kualitas pengajaran
yang dilakukan, dan lain-lain.
Ketiga hal
ini adalah pokok dari perealisasian Asesmen Nasional yang segera diaktualisasikan.
Lalu dari
ketiganya itu, apakah ada korelasi antara PAK dalam Asesmen Nasional?. Apakah
kesinambungan PAK dalam berjalannya Asesemen Nasional? Mari kita bahas lebih
lanjut.
2.
EKSISTENSI PAK DALAM ASESMEN NASIONAL
Menurut
saya, kehadiran Pendidikan Agama Kristen memiliki peran penting benerapan AN
nanti. Dari tiga bagian yang ada didalamnya, PAK harus berperan dalam survey
karakter.
Oleh karena
AN memiliki pengujian dalam bidang karakter, maka Pendidikan Agama Kristen
memiliki subangsih yang kuat dibandingkan mata pelajaran lainnya dalam
membangun dan memperbaiki karakter siswa.
Tujuannya adalah agar indikator pencapaian karakter terpenuhi, agar
siswa memiliki nilai afektif yang baik dan agar memiliki hasil yang diinginkan
saat pelaksanaan survey karakter.
Oleh sebab
itu PAK bertugas mendidik anak melalui pemahaman agama agar memiliki sikap,
karakte yang baik dan luar biasa.
Dalam hal
ini, Pendidikan Kewarganegaraan juga turut berperan membantu mensukseskan
perubahan karakter siswa yang diinginkan.
Penerapan yang dilakukan adalah, disamping melakukan pembelajaran PAK
aalah dengan melakukan pengajaran/jam tambahan diluar jadwal intrakurikuler
sekolah. Misalnya dengan mengadakan kelas pembimbingan sikap dan karakter,
melakukan bimbingan konseling, pengadaan kelas rohani (ibadah) diluar jam
pelajaran, pendisplinan dengan menerapkan aturan aturan tertentu, dan
lain-lain.
Dengan
dilaksanakannya Asesmen Nasional segera, maka hal ini akan semakin membuat
Pendidikan Agama Kriten memiliki peran yang semakin signifikan di sekolah bagi perubahan
dan perkembangan karakter peserta didik. Pendidikan Agama Kristen harus
melakukan penerapan yang bagus guna mendapatkan hasil yang bagus khususnya
dalam pengujuan survey karakter dalam Asesmen Nasional.
SUMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM
MEWUJUDKAN WATAK BANGSA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655977/penelitian/Jurnal+Pendidikan+Agama+Kristen+1+Nov.+2007.pdf
Asesmen Nasional sebagai Penanda Perubahan
Paradigma Evaluasi Pendidikan
https://monitor.co.id/2020/10/07/asesmen-nasional-sebagai-penanda-perubahan-paradigma-evaluasi-pendidikan/
Ujian Nasional
2021 Diubah Menjadi Asesmen Nasional, Apa Saja Aspek yang Diujikan?
https://blog.ruangguru.com/asesmen-nasional
Penjelasan 3 bagian asesmen nasional
https://www.seputarbandungraya.com/2020/10/ini-penjelasan-3-bagian-asesmen.html
[1] menurut
UNESCO, literasi memang menjadi hak setiap orang dan juga dasar yang harus
dimiliki untuk belajar sepanjang hayatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar